Hidup penuh dengan misteri.
Penuh dengan jalan yang berliku.
Ada masa di mana kau kehilangan nyawa terbesar dalam hidupmu, yaitu harga diri.
Harga diriku sempat hilang, ketika jatuh entah kemana. Berlarut larut diri ini mengemis, mencari, dan mengumpulkan serpihan-serpihan hingga potongan-potongan cerita yang dahulu pernah ada.
Ku coba merangkainya, namun gagal, karena ternyata aku lupa memberi perekat pada potongan itu, ya, itulah rasa percaya diriku. Jikalau percaya diri sudah tak ada dalam sebuat insan, lantas disebut apakah diri ini. 'Insan tanpa definisi' ialah diri yang hilang jati dirinya sendiri. Hilang arti kehidupan, karena harga diri saja tidak dimiliki.
Aku sempat hilang rasa. Menjadi Insan yang tanpa definisi. Seakan hidup tak berarti lagi. Aku terus berteriak, ingin lari dari kenyataan, melepas kegundahan, menjauhi tantangan. Namun aku rasa, ini adalah cara terbodoh bila aku lakukan. Lalu apa yang pantas aku lakukan? Ternyata ada yang harus dicari, yaitu solusi tanpa imajinasi. Betapa bodohnya aku, selama ini telah larut dalam ilusi yang penuh imajinasi. Ini yang membuat diri ku menjadi tersugesti!
Sudah saatnya aku harus berlari, meraih h a r g a d i r i yang sejati.
Kemanakah kau, harga diriku? Aku datang kembali
Penuh dengan jalan yang berliku.
Ada masa di mana kau kehilangan nyawa terbesar dalam hidupmu, yaitu harga diri.
Harga diriku sempat hilang, ketika jatuh entah kemana. Berlarut larut diri ini mengemis, mencari, dan mengumpulkan serpihan-serpihan hingga potongan-potongan cerita yang dahulu pernah ada.
Ku coba merangkainya, namun gagal, karena ternyata aku lupa memberi perekat pada potongan itu, ya, itulah rasa percaya diriku. Jikalau percaya diri sudah tak ada dalam sebuat insan, lantas disebut apakah diri ini. 'Insan tanpa definisi' ialah diri yang hilang jati dirinya sendiri. Hilang arti kehidupan, karena harga diri saja tidak dimiliki.
Aku sempat hilang rasa. Menjadi Insan yang tanpa definisi. Seakan hidup tak berarti lagi. Aku terus berteriak, ingin lari dari kenyataan, melepas kegundahan, menjauhi tantangan. Namun aku rasa, ini adalah cara terbodoh bila aku lakukan. Lalu apa yang pantas aku lakukan? Ternyata ada yang harus dicari, yaitu solusi tanpa imajinasi. Betapa bodohnya aku, selama ini telah larut dalam ilusi yang penuh imajinasi. Ini yang membuat diri ku menjadi tersugesti!
Sudah saatnya aku harus berlari, meraih h a r g a d i r i yang sejati.
Kemanakah kau, harga diriku? Aku datang kembali
Komentar
Posting Komentar