Evaluasi Realisasi Nasionalisme Pemuda Indonesia - Menilai Makna Hari Pahlawan Tahun 2018

Tiap tahun di tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia. Tujuan peringatan dan pengingat ini ialah tak lain supaya rakyat Indonesia tau dan bangga akan sejarah perjuangan para pahlawannya demi meraih kemerdekan yang tidak mudah.


Hingga jaman bocah hingga saat ini, saat pengibaran bendera saya pasti akan merinding dan saat mengheningkan cipta pasti meneteskan air mata. Sederhana saja, namun ada makna dibalik itu semua. Apakah teman teman dan pembaca sekalian juga merasakannya?

Menghormati sang saka Merah Putih dikibarkan ke langit biru bukanlah hal remeh temeh. Berangkat dari perjalanan sejarah panjang, untuk mengibarkan selembar bendera saja di jaman penjajahan, diperlukan tetesan darah yang tiada habisnya. Para pahlawan dan rakyat Indonesia di masa itu, benar benar memperjuangkan agar bendera kita, kebanggaan kita, dan identitas kita dapat berkibar terbang pada tiang yang teguh.

Lalu, apakah kita sudah menghormati dan menghargai pengibaran bendera sang saka Merah Putih?

Nyatanya, tidak semua orang merasakan kebanggaan itu hingga rasa merinding dan tubuh mendingin. Yang ada bahkan kita mengacuhkan dan membiarkan. Namun, jika penulis bertanya, apakah kamu cinta pada negerimu? Seberapa nasionaliskah dirimu? Apa kamu memiliki jiwa nasionalisme? Kebanyakan orang menjawab dengan lantang 'Ya, saya mencintai negeri ini!' 'Sayalah nasionalis' 'Jiwa nasionalisme saya 100%'

Realisasinya?

Sering sekali saya (penulis) hadir ke acara formal lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan yang menggelar upacara atau pembukaan acara formal (protokol), mengecualikan 'orang orang tua' sejenak, bila menyaksikan para pemuda yang katanya generasi emas Indonesia, kecenderungan fokus dan bangga saat pengibaran bendera dan bahkan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu tak ada. Tangan yang harusnya hormat dengan posisi yang baik, mereka membuat main dengan menaik turunkan tangan. Mereka beranggapan 'ah, capek banget, yang ada kesemutan'. Bagaimana dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya? Pasti kita tau sendiri, mungkin dari kita tidak tau tempo atau bahkan tidak tau lirik, seperti Menpora RI masa Presiden SBY wkwk. Miris sekali...

Hari Pahlawan nyatanya dipaksakan untuk diperingati. Menurut pandangan penulis, mungkin pemerintah sudah mulai gerah dan putus asa, 'kok rakyatnya gini gini amat yak?' Pemerintah terus berputar otak membuat program dan solusi, eh kita kitanya hanya bisa menghujat tanpa aksi nyata demi NKRI tercinta. Sungguh timpang dan tidak adil. Maka humor dari penulis, mengajak para pembaca untuk #2019GantiRakyat dan #2019GantiNetizen wkwkwk.

Yuk, sadarlah wahai pemuda. Kitalah parameter kemajuan bangsa di bonus demografi tahun 2030 dan seabad Indonesia Merdeka di tahun 2045. Mari beraksi dan berkreasi. Bangga menjadi Indonesia. Indonesia milik kita semua🙌


Di pinggir Lantai 2F Lippo Plaza Jember
Minggu, 11 November 2018


Shofi Hoo



#shofihoo #dutagenrejatim #genresitubondo #genrejember #genrejatim #genrejawatimur #genreindonesia #aksigenre #GenRevolution #GenRevolutionBerteman #generasiberencana #situbondo #jember #jawatimur #indonesia #pemudaindonesia #remajaindonesia

Komentar