Kyai di Hati Rakyat

Alm. KH Sufyan masih dikenang oleh masyarakat Situbondo dan sekitarnya, sejak beliau berpulang pada 5 April 2012 di Mekkah.



Pada waktu itu, kyai sedang melaksanakan umroh. Seperti diberitakan di detik.com https://m.detik.com/news/jawatimur/1886439/kh-ahmad-sufyan-situbondo-wafat-di-mekkah . Papa saya adalah orang dekat alm. KH Sufyan, sehingga paling mengetahui seluk beluk dari kyai. Ada hal yang 'janggal' dan tidak biasa kyai tidak melakukannya. Saya masih ingat cerita papa dulu, bila kyai sedang pergi jauh ke luar kota atau kemanapun, kyai tidak pernah lupa untuk menuliskan 'Bismillah' pada potongan kertas kecil lalu mengguntingnya menjadi dua. Satu potong diletakkan di kamar dan potong selanjutnya dibawa kyai pergi saat keluar kota. Dan, hal ini yang tidak dilakukan kyai saat berangkat umroh. Mungkin, memang sudah takdirnya seperti ini:')



Dari beliaulah, saya dilahirkan dengan nama, Shofi Munawwir Effendi.
Sejak kecil, saya terbiasa bertemu beliau untuk meminta doa terutama saat beliau check up kesehatan setiap malam Jumat di dr. Kris ditemani papa dan ajudannya. Jujur saja, mengingat masa masa itu membuat saya sedih. Seorang kyai yang karismatik dan hebat, dialah KH. Sufyan. ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Selama ini, yang bisa saya lakukan hanyalah mendoakan beliau. Setiap tahlil dan haul, selalu saya dan keluarga ikuti untuk mendoakan beliau. Hal unik selama tahlil dan haul ialah, kerikil yang berjumlah 4.000.000 yang alm. KH Sufyan siapkan sebelum ajal menjemput.




Kerikil ini digunakan sejak pengajian tahlil hari pertama, hingga haul haul untuk digunakan sebagai alat hitung membaca Surah Al-Ikhlas. Subhannallah... ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jujur saja, saya masih merasa kehilangan, sosok dan tokoh agama yang mampu menyelaraskan 'Agama' dan 'Politik' berjalan dengan baik dan damai.
Terima kasih Kyai, al Fatihah...🙏

Komentar